Merah Sakti Dalam Lensa Pondok Modern Daarurrahmah Sepadan

Hari Rabu 08 September 2021, duka menyelimuti Kota Subulussalam terdengar kabar mantan Wali Kota Subulussalam, H. Merah Sakti meninggal dunia sekitar pukul 10:15 Wib, diketahui Bapak Wali Kota pertama ini mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Bina Kasih,Medan,Sumatera Utara.

Innalilahi wa Innailaihi Raji’un
Selamat Jalan Bapak Pembangunan Kota Subulussalam
Semoga Allah memberi tempat mulia di sisi-Nya
Aamiin Ya Rabbal Aalamiin

Daarurrahmah (Sebuah Pondok Pesantren Di Kampong Sepadan Kecamatan Rundeng) Masa Kepemimpinan H.Merah Sakti.

Kampong Sepadan adalah pemukiman transmigrasi yang mulai dihuni sejak tahun 1982. Dulunya daerah ini masih berupa hutan belantara yang masuk ke dalam wilayah Kampong Dah, kala itu pemukiman ini diberi nama Satuan Kawasan Pemukiman B Satuan Pemukiman 4 Unit Pemukiman Transmigrasi V Dah atau disingkat dengan SKP B SP 4 UPT V Dah. Lama kelamaan masyarakat memberi nama sendiri untuk pemukiman ini sebagai Kampong Sepadan.

Andai saja daerah ini tidak terlibat imbas konflik pergolakan kemerdekaan Aceh pada tahun 1998 sampai 2005 penduduk Kampong Sepadan saat itu mencapai 2.500-an jiwa. Tapi konflik bersenjata membuat dua pertiga mereka memilih pulang ke daerah asalnya di pulau Jawa.

Adapun yang masih mau tinggal disana harus mengalami trauma psikis yang cukup berat karena sebagian menjadi korban kekerasan, bahkan ada beberapa yang meninggal dunia. Menurun pengakuan mantan kepala kampong mereka didakwa sebagai warga pendatang yang gemar maksiat. Stigma negatif inilah yang mendorong sebagian warga ingin bangkit dan hendak menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang beragama sebagaimana warga Aceh lainnya.

Saya, Haji Rasyid Bancin (HRB) masuk ke kampong sepadan pada tahun 2009, penduduknya pada saat itu berjumlah 800-an jiwa yang kebanyakan adalah warga transmigran, kehadiran saya di tengah-tengah masyarakat dalam agenda melaksanakan tugas sebagai DAI Perbatasan yang merupakan program Dinas Syariat Islam Provinsi Aceh.

Hidup dilingkungan masyarakat sepadan dengan mengamati situasinya, disini saya berfikir tidak cukup hanya sekedar menjadi pendakwah, berperan dalam pendidikan agama untuk anak-anak kampong itu adalah peran tambahan yang saya lakukan dimasa awal bertugas. Bersama masyarakat kami mendirikan TPA yang diberi nama Bustanul Muhajirin hingga akhirnya membangun sebuah Pondok Pesantren (Pondok Modern Daarurrahmah Sepadan) pada bulan Mei 2011.

Pembangunan dan pengembangan Pondok Modern Daarurrahmah Sepadan itu tidak terlepas dari peran Pak Merah Sakti. Sosok pemimpin pemerintahan Kota Subulussalam pada masa itu.

Pak Merah Sakti bersama pemerintahannya sangat antusias terhadap pembangunan dan pengembangan Daarurrahmah, bukan hanya itu, dulunya akses jalan menuju desa sepadan tidaklah seperti sekarang.

Untuk bisa sampai di pemukiman Sepadan, tempat keberadaan Pondok Modern Daarurrahmah dapat ditempuh dengan dua jalur. Pertama dari jalur desa Singgersing via PT.Mitra atau bisa juga dari Kampong Jambi Baru namun keduanya mendapati kondisi jalur terjal dan bebatuan ditambah dengan lumpur lunak yang bisa saja menenggelamkan seperempat roda sepeda motor saat musim hujan. Selanjutnya menuju Kampong Sepadan dapat juga melalui jalur Dah, dengan harus menyeberangi sungai rundeng menggunakan sampan penyeberangan.

Merah Sakti Dalam Lensa Pondok Modern Daarurrahmah Sepadan

Kini, situasi itu telah berubah, jalan sudah beraspal dan pembangunan jembatan Dah telah terealisasi, hal itu tentu membuat masyarakat sekitar mengharu biru terlebih lagi bagi Pondok Modern Daarurrahmah Sepadan.

Pondok Modern Daarurrahmah terus berkembangan dengan perhatian Pak Merah Sakti, sejumlah bantuan dan rekomendasi terus menerus diberikan kepada lembaga dan santri serta berbagai kegiatan pesantren selalu didukung penuh.

Merah Sakti Dalam Lensa Pondok Modern

Di Akhir masa jabatannya pada periode kedua, Pak Merah Sakti mensupport pelaksanaan Perkemahan Pramuka Pesantren yang dihadiri ribuan santri dari seluruh wilayah Aceh dengan Pondok Modern Daarurrahmah sebagai tuan rumah.

Bersama wakilnya (Salmaza), Kwartir Cabang dan Pemerintahan Kota Subulussalam, Pak Merah Sakti tampil memberi dukungan dengan penuh khidmah yang memberikan kesan baik terhadap peserta dari seluruh kontingen Pondok Pesantren.

H.Merah Sakti Dan Perannya Di Bidang Pendidikan 

Tidak hanya dengan Pondok Modern Daarurrahmah Sepadan, Peran mantan wali kota ini juga masuk ke seluruh lembaga pendidikan pesantren di Kota Subulussalam, sejumlah Pondok Pesantren terus berkembang dan para alumni mendapatkan layanan beasiswa untuk melanjutkan studi di berbagai daerah di pulau jawa seperti Situbondo, Lirboyo, Tebu Ireng dan Pondok Modern Darussalam Gontor, beasiswa itu bergulir selama 4 tahun berturut-turut.

Selain itu, Pak Merah Sakti dengan programnya memberikan reward kepada guru berprestasi berupa umrah, terdiri dari guru TK/PAUD/SD/SMP dan juga Guru Dayah (pesantren) beserta pimpinannya, pemberangkatan umrah itu berlangsung selama 2 tahun.

Tidak hanya guru, beberapa imam mesjid juga diberikan penghargaan ibadah umrah.

Dalam hal bantuan fisik terhadap lembaga pesantren, setiap tahun beliau mengalokasikan APBK Kota Subulussalam ke berbagai pesantren, berupa Sarana Gedung RKB, Asrama, Mobiler, MCK Plus dan bantuan sarana lainnya.

Untuk menunjang ekonomi lembaga Pesantren beliau memberikan bantuan berupa bibit sawit yang dapat dikelola.

Selain itu pada pemerintahannya juga terdapat pelayanan Dapur Umum Santri, Rumah Suluk yang diperuntukkan kepada jamaah Tariqat Naqsabandiyah di Kota Subulussalam

Pak Merah Sakti juga memprakarsai berdirinya Pondok Pesantren Syekh Hamzah Al- Fansuri di Desa Oboh dan Pondok Pesantren Wal Ashri di Desa Tualang Kecamatan Rundeng

Selain lembaga pesantren, beliau juga salah satu figur yang berperan dalam merintis pendirian Perguruan Tinggi (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri) atau yang dijuluki STIT HAFAS di Kecamatan Simpang Kiri.

Sosok Bapak Pembangunan Kota Subulussalam

Pada masa pemerintahannya, Pak Merah Sakti membangun sarana infrastruktur pengaspalan diberbagai pelosok wilayah pemerintahan Kota Sada Kata, seperti Jalur Rundeng-Tualang, Pule Keddep-Dah dan sejumlah jalan lainnya. Namun yang paling sangat berkesan dan membahagiakan bagi saya adalah pembangunan jembatan Desa Dah.

Bagaimana tidak, Jembatan itu sangat berfungsi bagi wali santri dan masyarakat yang berkunjung ke Pondok Modern Daarurrahmah Sepadan.

Pak Merah Sakti juga membangun Mesjid Agung yang menjadi ikon dan kebanggaan warga Kota Subulussalam.

Semangat Perjuangannya Tidak Boleh Mati

H.Merah Sakti dalam tulisannya yang sempat dirilis AJNN, beliau mengulik kisah tentang perjuangan pendirian Kota Subulussalam.

“Untuk melahirkan kota Subulussalam bukanlah persoalan yang mudah, segala upaya dilakukan untuk mendapatkan rekomendasi Gubernur Aceh dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRA). Pada saat berjuang panitia pemekaran tidak jarang dicaci dan dihina seakan-akan hanya menghabiskan banyak dana, bahkan banyak yang pesimis serta tidak yakin perjuangan tersebut akan berhasil, Alhamdulillah pada tanggal 02 Januari tahun 2007 lahirlah kota Subulussalam dengan undang-undang nomor 8/2007 bersamaan dengan kabupaten Pidie Jaya ” tutur mantan Wali Kota dua periode ini.

Ya dulunya, Subulussalam hanya sekedar kecamatan bagian dari Pemerintahan Kabupaten Aceh Singkil. Dengan keyakinan, kegigihan dibarangi dengan semangat perjuangan, sejak lahirnya Pemerintahan Kota Subulussalam terus menerus mendapati kemajuan yang signifikan di berbagai sektor.

Tentu, tidak ada yang sempurna dari seorang pemimpin manusia biasa, namun dari  sanubari secercah kejujuran tidak dapat dipungkiri masyarakat Kota Subulussalam merasakan kenikmatan kemajuan itu.

Kini, beliau telah tiada, Pak Merah Sakti Mantan Wali Kota Dua Periode itu telah pergi menghadap Sang Khaliq, namun semangat perjuangan harus tetap ada pada diri Putra Putri Kota Subulussalam dan segenap element serta instansi didalamnya.

Kita pun akan menyusul beliau disuatu masa akan meninggalkan dunia fana ini, kita tidak luput dari kesalahan yang pernah kita perbuat, entah itu sengaja atau mungkin tidak kita sadari.

Adapun rasa sakit atau tidak enak hati yang pernah terjadi dalam pergolakan perbedaan pandangan itu hanya sekedar dinamika kehidupan terutama kepada siapapun yang memiliki kecintaan terhadap Kota Subulussalam ini.

Mari melapangkan dada dan menatap masa depan, mari kita saling bergandengan tangan dan menanamkan semangat perjuangan dalam diri kita. Kepada Bapak Mantan Wali Kota ini kita hadiahi doa semoga Allah ampunkan dosanya, menerima segala amal ibadah dan mendapatkan tempat mulia disisi Allah Swt. Alfatihah

Ditulis : Haji Rasyid Bancin (HRB)
Pimpinan Pondok Modern Daarurrahmah Sepadan
Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here